Sunday 10 April 2016

Presiden Konfrensi Uskup Solomon dan PNG Kunjungi West Papua Bersama 23 Uskup Lainnya.

Presiden Konfrensi Uskup-Uskup Kepulauan Salomon dan Papua New Guinea Mgr. Arnold Orowe mengatakan kunjunganya ke Papua Barat bersama 23 Uskup lainnya dalam rangka membangun kerja sama pastoral, membangun relasi sesama orang Melanesia dalam satu daratan yang dipisahkan garis perbatasan negara.

"Kita bagian dari kesatuan gereja universal yang tidak bisa dipisahkan. Orang Papua Barat dan Papua Timur bersaudara dan saudari, bagian Dari gereja universal"ungkapnya di Paroki. Kristus Raja Katedral Jayapura, Kota Jayapura, Papua (9/4/2016).


Kunjungan konfrensi para uskup se Papua New Guinea (PNG) dan Kepulauan Salomon (KS) harus menjadi bahan perenungan bagi para uskup di Tanah Papua. Para uskup di Papua perlu bertanya, mengapa para uskup ini merasa penting datang ke Papua? Ini menjadi bahan refleksi para uskup di tanah Papua. Kunjungan para uskup ini menjadi jelas bahwa pergumulan orang Papua. Perjuangan penentuan nasib sendiri menjadi doa dan harapan para uskup gereja katolik di Kepulauan Salomon dan PNG.

Pernyataan-pertanyaan yang mereka tanyakan kepada para uskup di Papua sangat jelas dan sangat tajam. Mereka terlihat memahami dan betul prihatin dengan masalah Papua,termasuk perjuangan masalah perjuangan nasib sendiri. Kalau para uskup di luar sana saja sudah prihatin, bagaimana dengan para uskup di Papua. Para Uskup di Papua mestinya harus menjadi benteng perlidungan orang Papua yang tersisa, yang hampir punah ini.

“Para uskup di Papua harus membawa masalah Papua ke dalam mimbar gereja. Tidak bisa lagi melihat masalah Papua itu sebagai hal tabu lalu menghindarinya. Kini, masalah Papua harus dibawa ke dalam mimbar gereja supaya orang asli Papua merasa menjadi bagian dari gereja. Supaya, gereja menjadi ada bagi perlindungan orang asli Papua dari ancaman penangkapan, penyiksaan dan pembunuhan dalam memperjuangkan nasib sendiri.


No comments:

Post a Comment