Presiden
Konfrensi Uskup-Uskup Kepulauan Salomon dan Papua New Guinea Mgr. Arnold Orowe
mengatakan kunjunganya ke Papua Barat bersama 23 Uskup lainnya dalam rangka
membangun kerja sama pastoral, membangun relasi sesama orang Melanesia dalam
satu daratan yang dipisahkan garis perbatasan negara.
"Kita bagian dari kesatuan gereja universal yang tidak bisa dipisahkan. Orang Papua Barat dan Papua Timur bersaudara dan saudari, bagian Dari gereja universal"ungkapnya di Paroki. Kristus Raja Katedral Jayapura, Kota Jayapura, Papua (9/4/2016).
Kunjungan konfrensi para uskup se Papua New Guinea (PNG) dan Kepulauan Salomon (KS) harus menjadi bahan perenungan bagi para uskup di Tanah Papua. Para uskup di Papua perlu bertanya, mengapa para uskup ini merasa penting datang ke Papua? Ini menjadi bahan refleksi para uskup di tanah Papua. Kunjungan para uskup ini menjadi jelas bahwa pergumulan orang Papua. Perjuangan penentuan nasib sendiri menjadi doa dan harapan para uskup gereja katolik di Kepulauan Salomon dan PNG.
Pernyataan-pertanyaan yang mereka tanyakan
kepada para uskup di Papua sangat jelas dan sangat tajam. Mereka terlihat
memahami dan betul prihatin dengan masalah Papua,termasuk perjuangan masalah
perjuangan nasib sendiri. Kalau para uskup di luar sana saja sudah prihatin, bagaimana
dengan para uskup di Papua. Para Uskup di Papua mestinya harus menjadi benteng
perlidungan orang Papua yang tersisa, yang hampir punah ini.
“Para uskup di Papua harus membawa masalah
Papua ke dalam mimbar gereja. Tidak bisa lagi melihat masalah Papua itu sebagai
hal tabu lalu menghindarinya. Kini, masalah Papua harus dibawa ke dalam mimbar gereja
supaya orang asli Papua merasa menjadi bagian
dari gereja. Supaya, gereja menjadi ada bagi perlindungan orang asli Papua dari
ancaman penangkapan, penyiksaan dan pembunuhan dalam memperjuangkan nasib
sendiri.
No comments:
Post a Comment